Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Script Radio - Alumni Australia Nuraini Razak

Transkrip program Radio Kookaburra:
Alumni Australia Nuraini Razak

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Nuraini Razak, Alumni Australia

Download file MP3

 


 

MUBAROK: Mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Australia tidak hanya memperoleh pelajaran sekolah tetapi juga pelajaran hidup yang berharga. Nuraini Razak adalah alumni Australia yang saat ini bekerja sebagai Media Relations Coordinator di perusahaan multinasional minyak dan gas bumi di Jakarta.

Setelah lulus SMA di Jakarta, Aini memutuskan untuk pergi melanjutkan sekolah di Australia. Ia memilih kota Melbourne dan belajar di Royal Melbourne Institute of Technology untuk program S1 Jurnalistik. Kemudian ia melanjutkan ke S2 bidang Media dan Komunikasi di Deakin University.

NURAINI RAZAK: Saya tahun 1999 ya, pertama sampai di Melbourne. Terus, saya lulusnya terakhir itu tahun 2004. Selesai S2-nya juga.

MUBAROK: Sebagai mahasiswa di Australia, bagaimana mendapatkan sumber-sumber pelajaran. Apakah ada perpustakaan di sana yang biasa dikunjungi atau tempat lain?

NURAINI RAZAK: Ada. Melbourne Library itu paling ini deh, paling jadi tempat nongkrong, terutama kalau, bulan puasa gitu ’kan panas banget ya, kita suka ngadem di situ, karena dingin. Terus, semuanya lengkap banget, saya kebetulan dulu, karena jurusannya jurnalistik, saya kerjanya cari archive berita-berita yang udah lewat ya.

MUBAROK: Kuliah di Australia, dibandingkan dengan di Indonesia, apa bedanya?

NURAINI RAZAK: Saya mungkin nggak bisa ngomong yang kuliah di Indonesia karena saya belum pernah kuliah di Indonesia ya.

Tapi, um, mungkin kalau saya, selain pelajaran sekolahnya, pelajaran hidup ya yang paling banyak saya belajar. Lebih mandiri tentu saja yang sampai sekarang orang tua saya juga masih seneng banget, karena saya jadi lebih mandiri. Saya juga sampai sekarang masih, kebetulan sendiri, jadi udah belajar yang bertahun-tahun di Melbourne itu banyak hasilnya kok. Jadi, bisa lebih mandiri banget.

MUBAROK: Di sana, makanan Indonesia, ada apa saja di Melbourne, di sekitar kampus mungkin ya?

NURAINI RAZAK: Oh, ada, banyak restoran Indonesia. Ada restoran padang, ada restoran Indonesia, ada chain esteler yang terkenal itu, terus banyak deh. Jadi, um, dan banyak ini ya, banyak supermarket Asia. Jadi di sana kita bisa nemuin, dari bumbu rendang sampai minuman kaleng yang lokal Indonesia, majalah, bisa mie instan, semuanya lengkap deh. Jadi, kalau, waktu saya baru datang terus terang saya, bingung gitu ya, saya bawa macam-macam bumbu ini, bumbu itu, ternyata semua di sana ada. Jadi nggak kerepotan juga sama makanan.

MUBAROK: Aini sebagai Muslim ya. Apakah di kampus gampang mencari tempat ibadah? Mushala atau apa?

NURAINI RAZAK: Oh, mudah banget, karena di, kebetulan di kampus saya dulu di RMIT contohnya, um, ada even [bahkan] tempat untuk Shalat Jumat di dalam kampus sendiri. Lalu juga, ada juga tempat shalat di setiap kampusnya, gitu. Mesjid juga di city [kota] ada banyak lokasinya. Kalau, biasanya kalau yang laki-laki, ya, kalau Shalat Jumat itu pada ke Konjen [Konsulat Jenderal RI] gitu, karena sekalian silaturahmi sama keluarga Indonesia yang di Australia, dan mungkin sekalian ngumpul-ngumpul aja. Karena biasanya habis itu ada makan-makan siang rame-rame gitu. Dan, buka puasa juga banyak sekali acaranya di kampus.

MUBAROK: Nah, apakah pernah melewatkan bulan ramadan di sana selama kuliah? Pasti ya?

NURAINI RAZAK: Um, pernah, pernah, karena kan mundur-mundur terus ya, jadi, nggak selalu pas liburan. Tentu saja kita nggak bisa pulang kalau lagi lebaran. Saya yang agak beruntung, wantu jamannya saya itu, puasanya di winter [musim dingin], jadi pendek banget puasanya.

MUBAROK: Apakah pernah di sana merayakan lebaran?

NURAINI RAZAK: Oh pernah-pernah. Saya dulu, kita shalatnya rame-rame di Konjen, pernah juga shalatnya di Melbourne University. Itu habis shalat biasanya ada, um, acara podlak, jadi semuanya bawa makanan masing-masing. Terus kita tuker-tukeran makanan dan lebaran rame-rame gitu. Terus siangnya biasanya, kalau yang muda-muda yang belum berkeluarga, kita BBQ-an gitu di pinggir danau, atau di pingir kali gitu di river, Yarra River itu, untuk mengerayaan Lebaran ala sendiri gitu ya. Semuanya nggak ada yang punya keluarga di sana, rata-rata gitu.

MUBAROK: Jadi, lebarannya agak berbeda dengan di sini ya, mungkin tidak seramai di sini?

NURAINI RAZAK: Berbeda, berbeda, hmh. Kita silaturahminya kecil-kecilan di sana. Tapi rame juga kok. Biasanya kan, kalau lagi nggak libur, memang nggak banyak yang pulang gitu.

MUBAROK: Ada pengalaman yang menarik nggak selama kuliah di Australia?

NURAINI RAZAK: Pengalaman saya yang paling menarik, saya hampir nggak mau pulang, um, karena terlalu betah, tapi ya, in the end [pada akhirnya] saya pulang juga. Cuman saya betah banget gitu di, di Melbourne. Sampai sekarang juga masih pingin, selalu pingin balik ke Melbourne, kalau ada kesempatan.

MUBAROK: Australia adalah tujuan utama bagi warga Indonesia yang ingin melanjutkan studi di luar negeri.

Warga Indonesia yang pernah menuntut ilmu di Australia, termasuk melalui 300 beasiswa yang disediakan Pemerintah Australia setiap tahun, memiliki peran penting dalam membina hubungan yang kuat di antara masyarakat kedua negara.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS tentang jumlah penduduk Australia. Jawaban yang benar adalah A: 22 juta jiwa, dan pemenangnya adalah: BENY HIDAYAT dari Magetan; HANNAH, Depok; ULIN dari Pontianak, CHRISTIAN DEWANTO, Flores; dan IVAN BASTIAN dari Yogyakarta.

Di Australia, ada yang disebut negara bagian dan ada juga teritori. Pertanyaan quiz untuk periode September 2009 adalah sebagai berikut: Ada berapakah negara bagian di Australia? Apakah A.6 atau B.8?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.

Jawaban ditunggu hingga 30 September 2009 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Agustus 2009
RS090837