Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Beasiswa Australian Development Scholarship

Transkrip program Radio Kookaburra:
Beasiswa Australian Development Scholarship

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Bill Farmer, Duta Besar Australia; Antoni Tsaputra, Padang; Renaldi Safriansyah, Banda Aceh; Hageng Surya Nugroho, Surabaya; Dr Indah Kartika, Yogyakarta
Pembaca Terjemahan: Luhur Aryoko

Download file MP3


MUBAROK: Sebanyak 158 mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia siap menuntut ilmu di Australia setelah menyelesaikan kursus pelatihan Bahasa Inggris di Jakarta. Mereka adalah sebagian dari 300 penerima beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) yang akan berangkat ke Australia awal tahun 2010.

[Dubes Bill Farmer bergurau dan bernyanyi pada akhir pidato sambutannya]

Hadirin bertepuk tangan riuh rendah ketika Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, menyanyikan lagu gubahannya sendiri di akhir sambutannya pada acara pelepasan 158 penerima beasiswa ADS di Jakarta.

Australia menyediakan 300 beasiswa setiap tahun untuk bidang-bidang yang mendukung pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia seperti pertumbuhan yang berkelanjutan dan manajemen ekonomi; investasi untuk pembangunan manusia; demokrasi, keadilan dan pemerintahan yang baik; serta keamanan dan kedamaian.

Selama hampir lima-puluh tahun, Pemerintah Australia telah menyediakan beasiswa pasca sarjana bagi warga Indonesia untuk belajar di Australia.

Atas nama Pemerintah Australia, Duta Besar Bill Farmer, menyampaikan rasa bangga karena salah seorang alumnus unggulan Australia adalah wakil presiden terpilih Indonesia.

BILL FARMER: On the 20th of October, Pak Boediono, an alumnus of two Australian universities ....

TERJEMAHAN: Pada tanggal 20 Oktober, Pak Boediono, seorang alumnus dua universitas di Australia sebagaimana anda ketahui, dilantik menjadi Wakil Presiden Indonesia dan kami sangat bangga mengetahui hal itu.

Masih banyak alumnus istimewa lainnya yang telah kembali ke Indonesia dan menjadi pemimpin dalam bidangnya masing-masing. Saya berharap di ruangan ini kita mempunyai banyak orang yang akan menjadi pemimpin di negeri besar dan sahabat Australia ini.

MUBAROK: Di antara penerima beasiswa ADS tahun ini adalah seorang penyandang cacat dari Padang, Sumatera Barat. Antoni Tsaputra adalah putra seorang pensiunan Departemen Keuangan dan siswa terbaik di SMA-nya.

Antoni lulus S1 Jurusan Bahasa Inggris dari Universitas Andalas, Padang, dan akan mengambil studi S2 bidang Jurnalistik dan Komunikasi Massa di Griffith University di Queensland.

ANTONI TSAPUTRA: Saat ini saya bekerja untuk Pemkot Padang di Dinas Komunikasi dan Informatika. Saya bekerja sejak tahun 2004 sebagai tenaga honorer dan Alhamdullihan satu mingu yang lalu saat saya di sini diinformasikan kalau saya sudah bisa diusulkan diangkat sebagai PNS [Pegawai Negeri Sipil].

Alasan saya untuk mengambil komunikasi massa, karena menurut saya kunci sukses, keberhasilan suatu pembangunan di daerah adalah kemampuan pemerintah mengkomunikasikan kebijakanya.

MUBAROK: Tidak ada hambatan yang tidak dapat di atasi, termasuk bagi seseorang yang hidup di atas kursi roda, untuk meraih beasiswa dan menuntut ilmu di Australia. Untuk kegiatan fisik sehari-hari, Antoni mendapat dukungan penuh dari orang tuanya.

ANTONI TSAPUTRA: Untuk kegiatan fisik, ya, mungkin kegiatan pribadi seperti mandi atau mengenakan pakaian saya harus dibantu. Ya dibantu oleh ayah saya, gitu. Ya, selama ini ayah saya yang jadi carer-nya saya. Dan nanti di Australia ayah saya ikut sama saya dan Alhamdulillah AusAID juga membiayai ayah saya gitu.

Untuk kendala dalam bekerja, ya, tidak ada. Semua temen-temen membantu. Saya banyak menghabiskan di depan komputer, saya bekerja dengan komputer.

MUBAROK: Penerima beasiswa dari Aceh adalah Renaldi Safriansyah, seorang alumni Universitas Syah Kuala.

Renaldi baru saja selesai bekerja di International Finance Corporation, Bank Dunia, dalam bidang pengembangan sektor swasta, berkaitan dengan akses kepada keuangan dan pasar.

RENALDI SAFRIANSYAH: Saya berencana untuk mengambil Post Graduate di University of Queensland untuk bidang Project Management.

Expektasi saya setelah kembali ke Indonesia nanti, saya ingin terlibat langsung di private sector development baik itu di bawah donor partnership ataupun yang langsung dilaksanakan oleh program-program pemerintah Indonesia yang lebih kepada, mungkin, community development.

MUBAROK: Penerima beasiswa lainnya adalah Hageng Surya Nugroho, staf Dirjen Anggaran, Departemen Keuangan RI, di Jakarta. Arek Suroboyo ini bercita-cita untuk menjadi ahli dalam bidang ekonomi yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

HAGENG SURYA NUGROHO: Harapannya adalah ketika pulang ada expert yang, maksudnya expert di bidang environment tapi yang related, punya hubungan ke anggaran ataupun ke ekonomi. Karena setiap kebijakan pemerintah tentang kesehatan, tentang lingkungan, itu pasti mempunyai implikasi anggaran.

MUBAROK: Dari Yogyakarta, ada Dr Indah Kartika Murni, seorang dokter anak dan dosen di Universitas Gajah Mada. Indah akan mengambil S3 di Universitas Melbourne bidang kedokteran.

DR INDAH KARTIKA MURNI: Selain mengambil PhD, saya pengen juga nanti terlibat, misalnya karena saya juga di bidang kesehatan, jadi saya juga ingin terlibat misalnya di rumah sakitnya. Karena di sana ada Royal Children Hospital, bagus juga, dan saya kebetulan di Paediatric Intensive Care juga di Cardiology bidang jantung anak, jadi itu sangat cocok dengan bidang saya.

Jadi nanti saya pengen mengembangkan di rumah sakit, terutama di Yogyakarta, Rumah Sakit Dokter Sarjito. Saya pingin mengembangkan jadi Centre of Excellent, gitu, untuk paediatric cardiology dan juga paediatric intensive care.

MUBAROK: Pemerintah Australia menginvestasikan dana sekitar 300 milyar rupiah setiap tahun untuk memberikan kesempatan kepada warga Indonesia untuk belajar di tingkat S2 dan S3 di sejumlah perguruan tinggi di Australia.

Investasi berskala besar dan jangka panjang ini menjadikan Australia sebagai penyedia beasiswa terbesar ke luar negeri dibanding donor internasional lainnya di Indonesia.

Duta Besar Bill Farmer mengatakan pengalaman yang diraih para penerima beasiswa di Australia akan sangat penting bagi pembangunan Indonesia serta dalam mempromosikan tujuan bersama dan saling pengertian di antara kedua bangsa.

BILL FARMER: “I wish you well on your big trip, thanks AusAID for scholarship, as you prepare to travel far, nikmati dan belajar. In your studies in Australia, you perform with great talent, mengucap slamat jalan. Yes, yes, yes, yes, yes. Selamat jalan semoga sukses!”

MUBAROK: Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab pertanyaan quiz SMS pada dua periode yang lalu. Quiz untuk periode Agustus tentang tanggal perayaan Hari Australia atau Australia Day dengan jawaban yang benar adalah 26 Januari, dimenangkan oleh DODY PRAYOGI dari Semarang.

Sedangkan Quiz untuk periode September tentang jumlah negara bagian di Australia, dengan jawaban yang benar adalah enam negara bagian, dimenangkan oleh MUTMAINAH dan LUQMAN SIDIK dari Bandung.

Pertanyaan quiz untuk periode November 2009 adalah sebagai berikut: Di kota manakah di Australia terdapat gedung opera atau opera house yang sangat terkenal?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.

Jawaban ditunggu hingga 30 November 2009 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Oktober 2009
RS091039