Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Kisah Sukses Program Pertukaran Pemuda

Transkrip program Radio Kookaburra:
Kisah Sukses Program Pertukaran Pemuda

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Brant Bloffwitch dan Andini Nur Bahri, Peserta AIYEP 2010; Kevin Evans dan Hugua, Peserta AIYEP 1986

Download file MP3


 

MUBAROK: Program Pertukaran Pemuda Australia Indonesia (AIYEP) menghadirkan banyak cerita persahabatan yang unik dan menarik.

Persahabatan yang terbina melalui program pertukaran ini berangkat dari rasa tertarik para pemuda di kedua negara untuk saling mengenal satu sama lain.

Brant Bloffwitch adalah pemuda Australia berusia 22 tahun, bekerja sebagai guru bahasa Indonesia di St Brigids Catholic School di daerah Gawler dekat Rosevalley, Australia Selatan. Di sekolah itu terdapat sekitar 500 murid yang belajar bahasa Indonesia.

Brant adalah salah satu dari 18 orang peserta AIYEP dari Australia tahun ini, yang mengadakan kegiatan pertukaran di provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BRANT BLOFFWITCH: Tinggal di Desa Matras bersama Bapak Sanusi. Mereka sangat ramah dan saya menikmati pengalaman baru. Saya bisa berbahasa Bangka, sedikit aja.

Saya suka tinggal di Bangka, belajar kebudayaan Bangka, makan makanan khas Bangka, saya nongkrong, bergaul sama orang-orang Bangka, orang tua, remaja-remaja, anak-anak. Saya mengajar Bahasa Inggris juga, di SMA Negeri 1 Pangkal Pinang.

MUBAROK: Brant belajar bahasa Indonesia sejak SMA hingga universitas. Ia sangat tertarik dengan kebudayaan Indonesia.

Selama mengikuti kegiatan pertukaran di Bangka, para peserta Australia itu didampingi oleh para peserta Indonesia yang juga berjumlah 18 orang. Mereka baru kembali dari kegiatan mengikuti fase pertukaran di Perth dan Margaret River, Australia Barat, selama dua bulan.

Andini Nur Bahri adalah mahasiswi S1 Jurusan Komunikasi, Universitas Sumatera Utara. Peserta berusia 22 tahun ini berasal dari Medan. Andini mengatakan kesan pertama tinggal dan bekerja di Australia adalah ...

ANDINI NUR BAHRI: Menakjubkan, karena memang beda banget, itu semua cultural shock pasti. Saya itu ada nulis 55 perbedaan Indonesia dengan Australia. Urutan pertama itu, kita minum dari keran langsung, bisa di sana.

Lalu juga rileks banget kerjanya, ada morning tea, lalu hubungan antara pegawai dengan bos itu nggak ada beda. Jadi setiap kantor punya kitchen sendiri. Jadi bosnya itu buat kopi sendiri, nggak ada kelihatan bosnya.

Jadi kalau di Australia itu memang yang paling menonjol tidak terlalu nampak perbedaan. equal banget.

MUBAROK: Program AIYEP memberikan pengalaman baru kepada para pemuda Australia dan Indonesia tentang kehidupan tetangganya yang berbeda. Kevin Evans, alumni peserta AIYEP tahun 1986, mempunyai pandangan lain.

KEVIN EVANS: Mungkin yang lebih menarik adalah persamaan, bukan perbedaan. Jadi barangkali kita selalu melihat ada perbedaan, atau asumsi-asumsi kita ada perbedaan, tapi yang aneh, makin lama makin kita lihat sebetulnya nggak jauh beda sih.

Jadi manusia, ya manusia nampaknya, apapun judul warga negara, judul agama atau judul warna apa, sebetulnya di dalamnya manusia adalah manusia. Dan saya rasa itu hikmah yang paling besar yang kita petik bahwa kita bisa bergaul dan berhubungan dengan orang dari latar belakang yang sangat berbeda, tapi dengan pendekatan sebagai manusia, sebetulnya tidak ada perbedaan.

MUBAROK: Peserta Indonesia yang satu generasi dengan Kevin adalah Hugua, Bupati Wakatobi. Menurut Pak Hugua, program AIYEP telah membentuk dirinya menjadi individu dengan visi internasional, visi yang ia terapkan dalam membangun Kabupaten Wakatobi.

HUGUA: Jadi pada saat itu, saya masih ingat betul dan itu menjadi sebuah visi dan menjadi sebuah cita-cita penting, dan saya masih ingat dari saat itu sampai sekarang adalah, program ini intinya adalah bagaimana mendidik putra-putri dua negara dalam kebudayaan, dalam berbagai teknologi dalam berbagai hal.

MUBAROK: Program Pertukaran Pemuda Australia-Indonesia dimulai sejak tahun 1982 dan telah mencatat sejumlah 840 alumni di kedua negara. Menurut Pak Hugua, sepuluh tahun atau dua puluh tahun kemudian, siapa tahu ada di antara alumni program ini yang menjadi Perdana Menteri Australia dan Presiden Indonesia.

Program Pertukaran Pemuda Australia-Indonesia (AIYEP) diselenggarakan oleh Lembaga Australia-Indonesia (AII) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS tentang tahun pertama perayaan Hari Australia. Jawaban yang benar adalah tahun 1901, dan pemenangnya adalah: EKANIGTYAS CANDRI dari Cilacap, INDAH PURNAMA dari Bandung, HARYADI dari Purwakarta, IDRUS dari Lampung dan LISTIOWATI dari Yogyakarta.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Siapakah aktris terbaik Australia peraih Academy Award 2002 dalam film the Hours? A. Nicole Kidman B. Kylie Minogue

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.

Jawaban ditunggu hingga 28 Maret 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Februari 2010
RS100206