Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Prioritas Strategis Kerja Sama Perikanan Indonesia dan Australia

Transkrip program Radio Kookaburra:
Prioritas Strategis Kerja Sama Perikanan Indonesia dan Australia

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Dr Ir Fadel Muhammad, Menteri Kelautan dan Perikanan RI; Dr Made L Nurdjana, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya RI; Dr Chris Barlow, Research Program Manager, Fisheries; Dr Mike Rimmer, Research Fellow, University of Sydney; Ir Sudjiharno, Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara; Dr Ir I Nyoman Adi Asmara Giri, Kepala Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol

Download file MP3


MUBAROK: Sektor perikanan Indonesia berperan penting dalam ekonomi Indonesia dan berpengaruh pada ketahanan pangan nasional, pendapatan, lapangan kerja dan penerimaan devisa negara.

Kementerian Kelautan dan Perikanan RI bekerja sama dengan Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (Australian Centre for International Agricultural Research atau ACIAR) berupaya meningkatkan pendapatan petani dan nelayan Indonesia melalui berbagai program penelitian dan pengembangan pertanian dan perikanan.

Khusus bidang perikanan, Indonesia dan Australia baru-baru ini menetapkan prioritas strategis lebih lanjut melalui forum konsultasi di Jakarta yang dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr Ir Fadel Muhammad bersama Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Robilliard.

Saat memberikan keterangan kepada wartawan, Menteri mengungkapkan harapannya tentang kerja sama pengembangan perikanan Indonesia di masa mendatang dengan Australia.

DR IR FADEL MUHAMMAD: Yang kedepan saya inginkan, dia konsentrasi pada tiga hal: Yang pertama adalah sustainable catching fisheries, itu Australia bagus policy-nya; yang kedua saya ingin mengembangkan karantina, karantina ikan kita kurang bagus. Yang ketiga adalah konsentrasi kepada aquaculture. Australia itu advanced sekali untuk aquaculture, bukan di darat tapi di laut, di ocean.

MUBAROK: Proyek-proyek penelitian perikanan Indonesia dengan ACIAR telah dimulai sejak tahun 1990an. Dr Chris Barlow adalah Fisheries Research Program Manager atau Manajer Program Riset Perikanan ACIAR dari Australia.

DR CHRIS BARLOW: Our work falls into two broad areas: one is aquaculture or the farming of fish, and the other is resource management….

TERJEMAHAN: Kerja kami terdiri dari dua bidang yang luas: pertama budidaya ikan atau pengembangan ikan, dan bidang lainnya adalah pengelolaan sumber-sumber perikanan lepas pantai dan perikanan laut, seperti tuna, hiu dan sebagainya.

Pekerjaan kami semuanya menyangkut penelitian untuk pengembangan perikanan, ditujukan pada informasi apa yang diperlukan untuk mengembangkan perikanan lebih lanjut, dan bagaimana mengelola perikanan secara berkelanjutan.

MUBAROK: Hingga saat ini kerja sama budidaya ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan ACIAR sudah dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia. Dr Mike Rimmer adalah peneliti dari University of Sydney yang ditempatkan di Indonesia.

DR MIKE RIMMER: Proyek riset kami untuk diversifikasi untuk tambak di Aceh dan Sulawesi Selatan. Kami mau petambak bisa memproduksi komoditas yang lain seperti bandeng, baranang, rajunan dan kerapu.

Saya tinggal di Makassar di Sulawesi Selatan dan saya bekerja sama dengan Balai Budi Daya Air Payau Takalar dan Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Payau di Maros [Sulawesi Selatan] dan Balai Budidaya Air Payau di Ujung Batee, di Banda Aceh.

MUBAROK: Di Jawa Tengah, pengembangan budidaya perikanan air payau dipusatkan di Jepara yang mencakup daerah Kendal, Demak, Pati dan Sidoarjo. Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara, Ir Sudjiharno, hadir pada forum konsultasi tersebut.

IR SUDJIHARNO: Diseminasi mengenai budidaya yang ramah lingkungan, tetapi tingkat sederhana, khususnya untuk para pembudidaya. Para pembudidaya ini sebelumnya kita latih dulu di Jepara. Mulai dari pemilihan lokasi, terus persiapan penebaran. Kita bersama-sama masyarakat dan Dinas, semua dibiayai oleh ACIAR.

Sekarang ini kita prioritaskan udang dan ikan bandeng. Tapi selain itu kita juga perkenalkan ikan-ikan lain yang mana bisa membantu membuat lingkungan menjadi bagus, seperti ikan nila dan sebagainya.

MUBAROK: Untuk wilayah Bali, proyek budidaya ikan air payau diselenggarakan di Gondol. Dr Ir I Nyoman Adi Asmara Giri adalah Kepala Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut untuk wilayah tersebut.

DR IR I NYOMAN ADI ASMARA GIRI: Yang di Gondol ada dua, yaitu marine finfish [ikan laut sirip], terutamanya gruffer (kerapu ya), terus yang kedua mengenai tuna. Dan khusus two yellow fin tuna. Itu dua proyek yang kita kerjakan dengan ACIAR.

Kalau yang tuna, kita memperbaiki agar bisa bertelur secara continue [berlanjut] di bak, nanti untuk produksi benih. Tujuan akhirnya ke sana. Kemudian kalau yang gruffer, atau finfish yang lain, itu memperbaiki teknik hatchery [pembenihan] kemudian pengembangan budi dayanya dan pengembangan pakan buatan.

MUBAROK: Pemerintah Australia menanamkan modal sebesar A$10 juta di bawah Kemitraan Australia Indonesia, untuk penelitian dan proyek pengembangan perikanan melalui ACIAR.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang nama senjata berburu tradisional Australia yang bisa kembali bila anda lemparkan. Jawaban yang benar adalah Boomerang, dan pemenangnya adalah: OKTARINA IKA dari Pekanbaru, DINA MARIANA dari Medan, MIQDAMUL KHUZNI dari Tuban, AMIATI dari Tabalong dan SUHADRAHMAN dari Lombok Tengah.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Ada berapa jumlah bintang pada bendera Australia? Apakah ada enam bintang atau delapan bintang?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Pekerjaan dan Alamat anda.

Jawaban ditunggu hingga 28 Juni 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Mei 2010
RS100527