Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Pertukaran Muslim Australia-Indonesia 2010

Transkrip program Radio Kookaburra:
Pertukaran Muslim Australia-Indonesia 2010

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Zacky Khairul Umam dan Rita Pranawati, Peserta Pertukaran Muslim Australia-Indonsesia

Download file MP3


MUBAROK: Selama Maret hingga Juni 2010, Australia telah mensponsori tiga delegasi Muslim dari Indonesia dan satu delegasi Muslim dari Australia untuk saling berkunjung di bawah Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia.

Bertemu langsung dengan masyarakat Muslim di Australia dan mendengar pengalaman hidup mereka adalah pengalaman yang sangat menarik, kata seorang tokoh muda Muslim Indonesia.

Wakil Direktur Riset di Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia, Zacky Khairul Umam, mengatakan hal yang juga sangat menarik ketika ia mengikuti Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia adalah mengenal sejarah perkembangan Islam di Australia.

ZACKY KHAIRUL UMAM: Saya baru sadar, bahwa ternyata sejarah Muslim pertama kali datang ke Australia itu dari Bugis, dari Makassar. Saya tidak menyadari sebelumnya.

Kami bertemu dengan masyarakat imigran dari berbagai macam negara dan di situ kami menyadari bahwa ini awal yang baik untuk perkembangan Muslim di sana.

MUBAROK: Islam di Australia adalah suatu kisah yang dinamis dan terus berkembang dengan sejarah yang kaya dan membanggakan.

Menurut Zacky, multikulturalisme di Australia tidak sekedar simbol tetapi benar-benar dapat ia disaksikan sendiri. Terdapat berbagai macam keragaman di Australia.

ZACKY KHAIRUL UMAM: Seorang Syeikh di Sydney mengatakan, bahwa kami hidup di Australia itu lebih bisa mengekspresikan Islam ketimbang di negara asal kami.

Ini sangat menarik. Ada sebuah keshalihan sosial di mana sekularisme itu ternyata tidak seseram yang dibayangkan. Muslim di Australia itu sangat bebas untuk menjalankan ibadahnya dan juga kehidupan sosial yang lain. Dan itu sangat berarti bagi saya.

MUBAROK: Zacky mengatakan banyak pengetahuan baru yang diperolehnya selama mengikuti Program Pertukaran Muslim ke Australia.

ZACKY KHAIRUL UMAM: Ketika saya di sebuah sekolah, sekolah dasar dan juga ada sekolah menengah, saya bertanya, apakah ajaran-ajaran yang disampaikan di dalam sekolah itu? Ternyata unik.

Mereka tidak saja mempelajari ilmu-ilmu Islam tradisional, fiqih, hukum Islam, yang berkaitan dengan ibadah, tapi juga mereka belajar dengan serius tentang metode-metode ilmu modern. Ini sangat menarik.

Saya meyakini bahwa dalam beberapa dekade mendatang akan ada pemikir Muslim dari Australia yang ternama, yang lahir di Australia.

MUBAROK: Muslim Australia yang berjumlah sekitar 400,000 jiwa dan terdiri dari 70 aneka ragam latar belakang etnis, termasuk dari Indonesia, telah memberikan sumbangsih yang besar kepada keberhasilan Australia kontemporer yang majemuk.

Ketua Bidang Pemasyarakatan Nasyiatul Aisyiyah di Muhammadiyah Pusat, Rita Pranawati, gembira menyaksikan masyarakat Muslim hidup dan berkembang di Australia. Rita adalah anggota delegasi pertama pada Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia tahun ini.

RITA PRANAWATI: Saya sangat mengapresiasi bahwa Pemerintah Australia sangat menghargai hak semua warganya. Kalau dalam bayangan kebanyakan orang, kalau dia culture-nya Western, Barat, mungkin akan ada isu rasis terhadap Muslim dan seterusnya, dan ternyata itu tidak.

Bahkan sekolah Islam pun boleh berdiri dengan di-support oleh Pemerintah. Itu sesuatu yang luar biasa. Di kampus-kampus pun orang boleh melaksanakan agamanya, misalnya Shalat. Ada musala, shalat Jumat juga bisa di sana dan tidak ada masalah, penghargaan terhadap multikultur yang luar biasa.

MUBAROK: Di Australia terdapat lebih dari 290 mesjid dan musala. Mesjid pertama di Australia dibangun pada 1861 di Australia Selatan bagian utara.

Program Pertukaran Tokoh Muda Muslim Australia-Indonesia adalah program bilateral yang bertujuan untuk memperkukuh hubungan dan pemahaman di antara tokoh muda Muslim dari kedua negara. Program ini dibentuk oleh Pemerintah Australia melalui Lembaga Australia-Indonesia pada 2002.

Kedutaan Besar Australia mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan kepada seluruh ummat Islam di Indonesia.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang nama kota di Australia yang paling dekat ke Indonesia. Jawaban yang benar adalah Darwin dan pemenangnya adalah: RENI ASWITA dari Padang, SUSI HERLINA dari Pekanbaru dan TUBAGUS JAYANA dari Nganjuk.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Apakah sebutan untuk penduduk pertama Australia?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.

Jawaban ditunggu hingga 29 Agustus 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Juli 2010
RS100733