Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Profil Alumni Australia Rachmad Hidayat

Arsip transkrip program Radio Kookaburra:
Profil Alumni Australia Rachmad Hidayat

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Rachmad Hidayat, Pemenang Prime Minister’s Australia Asia Award

Download file MP3


MUBAROK: Laki-laki dan kekerasan dalam keluarga Muslim menjadi fokus utama penelitian yang akan dilakukan oleh Rachmad Hidayat, salah seorang pemenang beasiswa Prime Minister’s Australia Asia Award 2011 dan alumni Monash University di Melbourne.

Rachmad Hidayat adalah satu dari tiga warga Indonesia yang mendapat kesempatan istimewa untuk bertemu dan mengadakan serah terima beasiswa Prime Minister’s Australia Asia Award dengan Perdana Menteri Julia Gillard saat kunjungannya ke Jakarta pada 2 November.

Pak Rachmad adalah dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia adalah alumni Monash Univeristy di Melbourne, Australia, yang berhasil meraih gelar Master of Arts melalui beasiswa Australian Development Scholarship.

Prime Minister’s Australia Asia Award memberikan kesempatan kepada Rachmad untuk kembali ke Monash University untuk meraih gelar doktoral.

RACHMAD HIDAYAT: Saya nanti akan mempelajari nilai-nilai budaya yang beredar di kalangan komunitas Muslim, terutama ini berhubungan dengan posisi laki-laki dalam keluarga, dan bagaimana nilai-nilai ini membentuk sebuah kecenderungan agresif di kalangan laki-laki yang mengarah kepada KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), kekerasan domestik terhadap istri.

Ini pernah saya lakukan di Jawa Tengah dan saya menemukan banyak sekali temuan yang menarik untuk digali lebih jauh. Dan yang akan saya lakukan nanti untuk PhD riset ini adalah memperluas jangkauan isu-nya ini, tidak hanya di Jawa tetapi di daerah-daerah lain yang secara religious, Muslim-nya kuat, tapi juga secara angka kekerasannya ada indikasi tinggi.

Jadi untuk melihat ada tidak nilai-nilai kelaki-lakian yang memang berhubungan dengan Islam yang dipraktikkan oleh komunitas Muslim yang punya dampak secara langsung atau tidak terhadap perilaku agresif laki-laki dalam keluarga.

MUBAROK: Apa hipotesa awal Pak Rachmad tentang isu ini?

RACHMAD HIDAYAT: Saya melihat di dalam beberapa bacaan dan studi saya sebelumnya bahwa ada cara memahami atau menafsirkan agama secara tertentu yang terutama didominasi oleh kaum laki-laki.

Dan cara ini dalam banyak hal itu berhubungan dengan perilaku sosial, sikap-sikap yang memang secara kultur diterima sebagai sikap laki-laki yang sah.

MUBAROK: Rachmad Hidayat lahir dan dibesarkan di Surabaya. Ia menyelesaikan program sarjana di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dan sejak itu ia menetap di Yogyakarta dan menikah pada Juni lalu.

Pak Rachmad mengatakan ia mulai tertarik dengan masalah kekerasan dalam keluarga sejak masih menjadi mahasiswa di UGM dan aktif di organisasi Muhammadiyah.

Ia mengatakan selama mengadakan penelitian untuk program S2 di Monash University ia belajar banyak tentang berbagai teori termasuk sosiologi beragama dan sosiologi jender.

RACHMAD HIDAYAT: Yang membuat saya sangat merasa bersyukur adalah selama di Australia ada begitu banyak kesempatan, support dan dukungan untuk student untuk belajar mengembangkan pemikirannya. Studinya itu begitu kuat.

Jadi ada lingkungan yang memungkinkan proses belajar itu menjadi sangat maksimal di sana. Itu yang saya sangat rasakan dulu terutama di kampus saya di Monash University.

MUBAROK: Dengan memperoleh Prime Minister’s Australia Asia Awards, Pak Rachmad akan kembali melanjutkan penelitiannya tentang masalah jender yang sangat ia minati.

Prime Minister’s Australia Asia Awards, menyediakan kesempatan unik kepada mahasiswa pasca-sarjana dan sarjana paling cerdas dari Australia dan Asia, bukan hanyak untuk melakukan studi dan penelitian tetapi juga magang dan penempatan kerja.

Dalam pidato resepsi di Jakarta, Perdana Menteri Julia Gillard mengatakan Australia sangat mendukung pembangunan Indonesia yang dibuktikan dengan menyediakan dukungan sebesar A$2,5 milyar selama lima tahun di bawah Kemitraan Indonesia Australia. Kemitraan ini difokuskan kepada empat bidang utama termasuk kesehatan, inftrastruktur, tata kelola pemerintahan dan pendidikan.

Menggaris bawahi bidang pendidikan yang telah menjadi minat sepenuhnya dalam pengabdian masyarakat, Perdana Menteri yakin pendidikan merupakan pengalaman transformatif yang dapat memperluas cakrawala dan harapan setiap orang.

Informasi tentang beasiswa dari Pemerintah Australia dapat diperoleh melalui situs web www.australiaawards.gov.au

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang nama kota di Australia yang menjadi tempat penyelenggaraan Olimpiade 2000. Jawaban yang benar adalah Sydney, dan pemenangnya adalah: EVI dari Kediri, SUPRIYANTO dari Purwodadi dan NESTY dari Cilacap.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Didgeridoo adalah alat musik khas Penduduk Asli Australia. Apakah alat musik tersebut termasuk jenis alat musik tiup ataukah perkusi?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.

Jawaban ditunggu hingga 28 November 2010 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Oktober 2010
RS101050