Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Praktikum Profesi Jurnalisme dan Studi Pembangunan

Transkrip program Radio Kookaburra:
Praktikum Profesi Jurnalisme dan Studi Pembangunan

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Danielle Bevins-Sundvall, University of Technology Sydney; Profesor David T Hill, Direktur Program ACICIS dan Guru Besar Kajian Asia Tenggara, Universitas Murdoch

Download file MP3


MUBAROK: Mencoba memahami negara lain dengan hanya membaca buku teks, menonton film atau menonton berita adalah hal yang sangat sulit, menurut mahasiswa Australia yang magang sebagai jurnalis di Jakarta. Danielle Bevins-Sundvall mengatakan senang dapat mengembangkan hubungan pribadi dengan masyarakat di Indonesia.

Sebanyak tiga puluh enam mahasiswa dari universitas di Australia dan Selandia Baru baru-baru ini mengikuti program Praktikum Profesi Jurnalisme dan Praktikum Profesi Studi Pembangunan di Jakarta selama enam minggu.

Para peserta mengikuti kegiatan pelatihan bahasa dan seminar selama dua minggu di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, dan penempatan kerja selama empat minggu di berbagai media lokal dan internasional serta berbagai organisasi pembangunan di Jakarta.

Danielle Bevins-Sundvall adalah mahasiswa berusia 31 tahun dari University of Technology Sydney, salah seorang peserta Praktikum Profesi Jurnalisme.

DANIELLE: For me the best part of the program has been the opportunity to meet ….

TERJEMAHAN: Bagi saya, bagian terbaik dari program ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan orang Indonesia di Indonesia dan kesempatan untuk memahami kehidupan di Indonesia dan juga sebagai wartawan untuk bekerja di organisasi media di Indonesia, berada di lapangan dan menyaksikan bagaimana sebenarnya kehidupan berlangsung.

MUBAROK: Program Praktikum Profesi Jurnalisme dan program Praktikum Profesi Studi Pembangunan diselenggarakan oleh Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS).

Direktur Program ACICIS, Profesor David T Hill, adalah Guru Besar Kajian Asia Tenggara di Universitas Murdoch, Perth, Australia.

PROF DAVID HILL: ACICIS didirikan pada tahun 1995 oleh universitas Murdoch yang bergabung dengan universitas-universitas yang lain di Australia, untuk mempermudah penempatan mahasiswa mereka di universitas di Indonesia, karena pada waktu itu sangat susah untuk mengirim mahasiswa Australia untuk belajar di sini.

Jadi dari konsep itu berkembang sampai sekarang ini sekitar 23 universitas yang menjadi anggota dari konsortium ACICIS itu. Dari 23 itu, kebanyakan dari universitas di Australia, tapi ada juga University of London di Inggris, ada juga Universitas Leiden di Netherlands. Selain itu juga ada dari Selandia Baru.

MUBAROK: Profesor Hill mengatakan jurnalistik dan studi pembangunan adalah dua bidang yang sangat penting dalam hubungan Australia dengan Indonesia.

PROFESSOR DAVID HILL: Kami di Australia menyadari bahwa dalam hubungan antara Australia-Indonesia itu, liputan dan informasi yang disampaikan melalui media massa itu sangat penting, sangat penting sebagai jendela pada negara tetangga kita.

Jadi kalau kami ingin lebih mengerti Indonesia, kami harus mempunyai akses kepada liputan media yang akurat dan juga yang cukup mendalam, yang cukup komprehensif. Untuk mencapai situasi itu, diperlukan korps wartawan yang berpendidikan yang cocok, berarti harus mempunyai pendidikan yang profesional, tapi juga harus membina hubungan langsung dan personal dengan dunia politik, dunia media, dunia sosial dan budaya di Indonesia.

Seperti juga dengan studi pembangunan, kami melihat bahwa dalam hubungan Australia-Indonesia, kedua negara itu bekerja sama dalam bidang pembangunan di Indonesia. Banyak tenaga muda dari Australia yang membantu dalam program pembangunan di sini.

MUBAROK: Profesor Hill berharap program-program yang dilaksanakan ACICIS dapat bermanfaat bagi masyarakat Australia dan juga masyarakat Indonesia atau lingkungan pendidikan di Indonesia.

PROFESSOR DAVID HILL: Kami, selain dua program tersebut tadi itu, juga kirim mahasiswa yang mau belajar tentang Islam di Universitas Islam Indonesia di Yogya, juga ada yang belajar tentang hubungan internasional di Bandung.

MUBAROK: Pak David berbahasa Indonesia sangat fasih. Bisa cerita sejak kapan belajar bahasa Indonesia?

PROFESSOR DAVID HILL: Saya masih jauh dari fasih, saya kaku masih. Tetapi saya mulai belajar bahasa Indonesia di SMA di kota Sydney di Australia pada tahun 1970. Dan kebetulan pada tahun 1971 saya punya kesempatan mengunjungi Indonesia dengan rombongan pelajar dan mahasiswa Australia selama satu bulan.

Dan setelah itu saya pulang dengan betul-betul terangsang semangatnya untuk meneruskan pelajaran bahasa Indonesia. Dan itu saya teruskan sampai di tingkat universitas. Saya belajar di Universitas Nasional Australia di Canberra dalam jurusan bahasa dan sastra Indonesia.

Kami diwajibkan membaca sastra Indonesia. Saya membaca cerpen [cerita pendek] dari Pramoedya Ananta Toer, Achdiat Karta Mihardja, membaca puisi dari Sitor Situmorang, Chairil Anwar dan sebagainya.

Jadi mulai dari pendidikan itu, berkembanglah suatu sikap yang sangat memuji sastra dan budaya Indonesia dan itu meluas sampai menjadi tertarik pada politik, sosial dan budaya pada umumnya di sini. Itu ceritanya.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang judul film produksi Christine Hakim yang proses pasca produksinya di Australia. Jawaban yang benar adalah Daun di Atas Bantal, dan pemenangnya adalah: ROHEMAH dari Pontianak, GLORIAN KURNIA dari Cilacap dan EKANINGTYAS CANDRI dari Cilacap.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Sebutkan nama lembaga penyiaran publik atau public broadcaster di Australia. Apakah ABC atau BBC?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.

Jawaban ditunggu hingga 30 Maret 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Februari 2011
RS110209