Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Berbagi dan Mengembangkan Keahlian Banjir

Transkrip program Radio Kookaburra:
Berbagi dan Mengembangkan Keahlian Banjir

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Dr Agus Maryono, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada Yogyakarta; Dr Eka Nugraha Abdi, Kementerian Pekerjaan Umum

Download file MP3


MUBAROK: Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja dengan sedikit atau tanpa peringatan. Indonesia dan Australia berbagi keahlian, sumber daya dan pemahaman tentang bencana alam untuk mempersiapkan diri secara lebih baik.

Tiga orang ahli banjir dari Indonesia baru saja kembali dari Australia untuk mengadakan survei bersama para ahli Australia menyusul bencana banjir yang terjadi baru-baru ini di Negara Bagian Queensland.

Sebelumnya, ahli gempa dari Australia juga datang ke Indonesia untuk membantu mengadakan survei kerusakan menyusul bencana gempa bumi di Padang, Sumatera Barat, pada 2009, yang hasilnya menjadi landasan pedoman evaluasi risiko gempa bumi yang baru di Indonesia.

Dr Agus Maryono adalah ahli banjir dari Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, salah satu dari tiga ahli Indonesia yang terbang ke Australia pasca banjir di Queensland.

DR AGUS MARYONO: Kita mengadakan kunjungan atau membantu teman-teman di Australia dalam field attachment [terjun ke lapangan] pasca bencana.

Kita bertiga bersama dengan Direktur Mitigasi Bencana BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana] Bapak Dr Teddy Wartono Sudinda dan dengan Dr Eka Nugraha Abdi dari PU [Pekerjaan Umum].

Pertama di Brisbane di mana, pada waktu bencana itu, seluruh kota Brisbane tergenang air. Setelah itu kita naik ke Ipswich, ada satu daerah yang juga terkena bencana besar. Kemudian kita ke Canberra untuk mengunjungi Geoscience Australia bersama government [pemerintah] yang bertanggung jawab dalam masalah bencana di Australia.

Di Brisbane kita lima hari bekerja sama dengan ahli-ahli dari Australia. Dari Geoscience ada sebelas ahli, ditambah kita tiga orang. Dan kita mengadakan assessment [evaluasi] ke rumah-rumah dan mengamati secara langsung, berdiskusi, tanya-jawab langsung dengan masyarakat Australia.

Tanggapan masyarakat Australia sangat positif terhadap kita. Mereka menyatakan rasa terima kasih bahwa Indonesia juga mengirimkan ahlinya untuk langsung terjun ke lapangan mengadakan assessment ke masyarakat.

MUBAROK: Pertukaran ahli penanggulangan bencana alam antara Indonesia dan Australia bukan hanya menyediakan kesempatan kepada masyarakat kedua negara untuk saling bertukar pikiran, keahlian dan pengalaman tetapi juga untuk memperkuat persahabatan.

Dr Eka Nugraha Abdi adalah Kepala Bidang Program dan Perencanaan Umum, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum.

DR EKA NUGRAHA ABDI: Selama ini, saya bertugas untuk penanganan banjir di DKI Jakarta dan sekitarnya. Yang bisa kita berikan adalah apa yang kita lakukan sehari-hari khususnya pendekatan kami di Kementerian Pekerjaan Umum adalah pendekatan infrastruktur. Tentunya masih banyak lagi pendekatan-pendekatan yang lain.

Itu semacam engineering advice [nasihat teknik] kepada orang-orang Australia pada umumnya.

Selain kita memberikan sumbangsih pemikiran, di lain pihak kita juga belajar bagaimana negara maju menghadapi banjir yang cukup besar. Saya melihat ada teknologi yang namanya RICS (Rapid Inventory Collection System). Itu cukup menarik, bisa diimplementasikan [diterapkan] juga di Indonesia. Timbal baliknya seperti itu.

MUBAROK: Sementara itu, Dr Agus Maryono mengatakan ia dan rekan-rekannya juga belajar tentang cara membuat pemetaan berdasarkan peta citra satelit secara konkrit di daerah bencana di mana setiap rumah ada datanya.

DR AGUS MARYONO: Misalnya, rumah ini terbuat dari apa, lantainya berapa, kemudian termasuk ekonomi bagaimana, berapa orang di situ. Sehingga begitu suatu wilayah itu terkena banjir kita langsung tahu berapa kerugiannya dan pemerintah harus mengeluarkan uang berapa untuk membantu mereka. Kita belajar itu di sana.

Kita juga diskusi banyak mengenai bagaimana mengurangi CO2 [karbon dioksida] sebagai efek rumah kaca yang menyebabkan air naik dan sebagainya. Intinya pokoknya bagaimana kerja sama antara Australia dengan Indonesia bisa kita tingkatkan untuk menyelesaikan masalah bencana secara bersama-sama.

MUBAROK: Pertukaran ahli dari Indonesia dan Australia didukung oleh Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR), sebuah fasilitas bersama Australia dan Indonesia untuk mengurangi dampak bencana yang diluncurkan pada Juli 2010.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang judul film produksi Christine Hakim yang proses pasca produksinya di Australia. Jawaban yang benar adalah Daun di Atas Bantal, dan pemenangnya adalah: ROHEMAH dari Pontianak, GLORIAN KURNIA dari Cilacap dan EKANINGTYAS CANDRI dari Cilacap.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Sebutkan nama lembaga penyiaran publik atau public broadcaster di Australia. Apakah ABC atau BBC?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.

Jawaban ditunggu hingga 30 Maret 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

Februari 2011
RS110210