Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Pendekatan Baru dalam Pendidikan Sains Sekolah Menengah

Transkrip program Radio Kookaburra:
Pendekatan Baru Pendidikan Sains Sekolah Menengah

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Amelia Druhan, Direktur, Science by Doing; Prof Ismunandar, Direktur QITEP in Science; Jenny Novianti Farida, Guru Sains SMPN 5 Bandung; Yuyun Rahayu Nuryusuf, Guru Fisika SMAN 14 Bandung

MUBAROK: Indonesia, sebagaimana banyak negara lain, telah menyadari pentingnya membangun pemahaman yang baik tentang sains. Ini bukan sekedar untuk menciptakan ilmuwan generasi mendatang, tetapi untuk menciptakan warga negara yang lebih baik dalam berfikir kritis ketika membuat keputusan. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam dunia yang kompleks dan terus berubah seperti sekarang ini.

Pusat Regional Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Sains di Bandung (QITEP in Science) di bawah Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO), berkolaborasi dengan Australian Academy of Science untuk mengadakan lokakarya Science by Doing di Bandung dan Bali.

Direktur Science by Doing, Amelia Druhan, berdiskusi dengan para guru sains sekolah menengah di Indonesia dan Asia Tenggara tentang praktik pembelajaran sains berdasarkan inquiry-based learning atau pendekatan pembelajaran berbasis pertanyaan.

AMELIA DRUHAN: I found that many, many Indonesian teachers know about ....

TERJEMAHAN: Saya menemukan banyak guru sekolah menengah di Indonesia yang telah mengetahui inquiry-based learning. Ini bukanlah konsep yang tidak mereka kenal. Tetapi masalah yang dihadapi para guru di Australia adalah bagaimana menerapkan konsep ini di kelas.

Tantangan-tantangan yang dihadapi para guru di Australia tentang pengajaran sains ini sangat relevan dengan apa yang dihadapi para guru di Indonesia. Jadi, saya gembira karena selama kunjungan saya ke sini saya dapat berbagi solusi dan keberhasilan yang telah kami kembangkan di Australia dengan guru-guru di Indonesia.

MUBAROK: Amelia mengatakan, secara tradisional, baik di Australia maupun di Indonesia, apa yang dilakukan dalam pendidikan di sekolah adalah siswa dianggap sebagai wadah kosong dan guru mengisinya dengan ilmu pengetahuan.

Tetapi riset di Australia menunjukkan apabila anak terlibat langsung dalam kegiatan dan ketika mereka dapat bertanya dan menjawab pertanyaan mereka sendiri, maka tingkat keterlibatan anak menjadi lebih tinggi dan mereka dapat mengembangkan high-order thinking atau keterampilan berfikir yang tingi.

Profesor Ismunandar adalah Direktur QITEP in Science dan Guru Besar Kimia Institut Teknologi Bandung.

PROF ISMUNANDAR: Memang sebenarnya, kalau orang mengajarkan bahasa itu dengan mengarang, mengajarkan olahraga itu dengan berolahraga, mengajarkan sains itu mestinya juga tidak hanya rumus-rumusnya saja. Tetapi juga bagaimana scientist [ilmuwan] itu menemukan ilmu pengetahuan itu.

Bagaimana scientist itu mendapatkan rumus itu, persamaan itu, sehingga dia sampai berkesimpulan itu, melalui proses percobaan, eksperimen. Jadi siswa juga kita ajari itu. Makanya Science by Doing yang kita kerja sama dengan Australia kemarin itu adalah sesuatu yang sekarang jadi trend di mana-mana.

MUBAROK: Salah seorang peserta lokakarya di Bandung mengatakan selama ini pendekatan inquiry-based learning tidak dipraktikkan secara penuh. Jenny Novianti Farida adalah guru sains di SMP Negeri 5 Bandung.

JENNY FARIDA: Nah, kemarin begitu ada workshop yang dipandu Dr Amelia Druhan, kami diingatkan kembali bahwa memang inquiry itu sangat diperlukan dalam pembelajaran karena itu sangat efektif dan sangat memacu siswa untuk lebih berfikir kreatif.

MUBAROK: Peserta lainnya yang juga Ketua Umum Asosiasi Guru Sains Indonesia mengatakan lokakarya Science by Doing menarik.

Yuyun Rahayu Nuryusuf adalah guru matematika dan fisika dengan pengalaman mengajar lebih dari 25 tahun dan saat ini mengajar Fisika di SMA Negeri 14 Bandung.

YUYUN NURYUSUF: Kita diperkenalkan dengan tahapan pembelajaran menggunakan konsep 5E [engage, explore, explain, elaborate, evaluate] itu dari mulai engage. Jadi bagaimana melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, itu menarik.

Jadi kita tidak ngomong terus. Tapi komunikasi kita dengan siswa itu bagus. Dan akhirnya memang siswa itu terlibat langsung di situ.

MUBAROK: Science by Doing adalah prakarsa nasional Pemerintah Australia bersama Australian Academy of Science untuk meningkatkan pendidikan sains di sekolah menengah di Australia.

[Kookaburra tune]

Terima kasih kepada anda yang telah menjawab quiz SMS periode lalu tentang bahasa resmi yang digunakan di Australia. Jawaban yang benar adalah bahasa Inggris dan pemanangnya adalah ARIEF HIDAYAT dari Samarinda, SYAIPUL dari Palangka Raya dan FATMAH KHOIRINISA dari Banjarnegara.

Sedangkan quiz sebelumnya dengan pertanyaan tentang bulan perayaan Pekan Kebudayaan Penduduk Asli Australia. Jawaban yang benar adalah Juli dan pemenangnya adalah: DANIEL SENTOSA dari Surabaya.

Pertanyaan quiz untuk periode ini adalah sebagai berikut: Siapakah mantan perdana menteri Australia dari Partai Buruh yang pernah menjadi manajer sebuah band The Ramrods? Apakah Paul Keating atau John Howard?

Jawaban dikirim melalui SMS ke 08 111 492 452 dengan format: Jawaban, Nama, Usia, Stasiun Radio, Pekerjaan dan Alamat anda. Jangan lupa mencantumkan alamat lengkap anda.

Jawaban ditunggu hingga 31 October 2011 dan akan diundi. Pemenang akan mendapatkan bingkisan dari Kedutaan Besar Australia.

September 2011
RS110942