Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Mahasiswa Australia Mengadakan Sekolah Lapangan di Indonesia

Transkrip program Radio Kookaburra:
Mahasiswa Australia Mengadakan Sekolah Lapangan di Indonesia

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Jeff Neilson, Dosen Geografi, University of Sydney; Aisyah Bidara, Mahasiswi Geografi, Universitas Indonesia; Alexander Meekin, Mahasiswa Geografi dan Kajian Indonesia, University of Sydney

Daftar cerita

MUBAROK: Wisatawan asing biasanya berkunjung ke Bali. Bagaimana dengan mahasiswa Australia yang mengadakan sekolah lapangan di Indonesia? Kemanakah mereka berkunjung?

[Kookaburra Tune]

Sejumlah mahasiswa jurusan Geografi dari University of Sydney, Australia, baru-baru ini mengadakan field school (sekolah lapangan) selama empat minggu di Indonesia. Mereka bermitra dengan Universitas Indonesia di Jakarta dan Universitas Kristen Indonesia Toraja (UKIT) di Sulawesi Selatan.

Jeff Neilson adalah Dosen Geografi, University of Sydney, yang membimbing para mahasiswa itu.

JEFF NEILSON: Menurut saya salah satu kunci keberhasilan kuliah seperti ini adalah kerja sama dengan universitas, karena mahasiswa bisa belajar langsung dari lapangan, dari masyarakat.

Tapi yang jauh lebih berarti lagi itu [adalah] pelajaran yang mereka dapat dari sesama mahasiswa antara mahasiswa Australia dan mahasiswa Indonesia. Dan selain dari pelajaran ini dapat, diharapkan juga muncul satu persahabatan yang lebih dalam dari sekedar cuma belajar saja.

MUBAROK: Apa yang paling diutamakan selama mengadakan kuliah lapangan ini, apakah alamnya atau budaya orang Indonesia?

JEFF NEILSON: Ini Jurusan Geografi dan biasanya dibagi, ada geografi sosial, ada geografi fisik. Kalau kuliah ini lebih mengutamakan geografi sosial.

Jadi, ini ada dua tema utama: Yang satu mengenai pengelolaan sumber daya alam di Indonesia, manajemen lingkungan di sini, khususnya bagaimana masyarakat Indonesia di daerah perkampungan, bagaimana mereka bisa memanfaatkan sumber daya alam dan kendala-kendala yang ada dalam manajemen yang bagus. Itu satu tema.

Tema kedua mengenai pembangunan desa. Khususnya, bagaimana mata pencaharian masyarakat Indonesia dan bagaimana mereka dihubungkan dengan pasar-pasar global. Kalau sekarang pembangunan daerah tidak bisa diisolir. Yang jelas ada hubungan dengan pasar global.

Contohnya di Sulawesi nanti, kami akan berkunjung ke daerah Toraja. Dan Toraja itu terkenal sebagai produsen kopi. Jadi produksi kopi tidak bisa dilihat cuma sekedar yang ada di Toraja.

Tapi kita juga lihat bagaimana petani kopi di sana di Toraja, mereka dihubungkan dengan pembeli-pembeli dari Jepang, Amerika, dan bagaimana dinamika global berdampak terhadap mata pencaharian mereka.

MUBAROK: Rombongan mahasiswa University of Sydney itu memulai perjalanan mereka dengan berkunjung ke Ciwiday di Jawa Barat, kemudian beberapa tempat di Jakarta. Salah satu peserta, Alexander Meekin, adalah mahasiswa Geografi dan Kajian Indonesia.

ALEXANDER MEEKIN: Yang sangat suka tentang Indonesia adalah mungkin selalu ada banyak orang di jalan-jalan. Senang sekali jalan-jalan di Jakarta, di Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya saya belajar di Universitas Mataram di Lombok. Dan [saya] senang berjalan-jalan, naik sepeda kemana-mana, bagus sekali.

MUBAROK: Apakah menurut anda orang Australia cukup mengenal orang Indonesia?

ALEXANDER MEEKIN: Mungkin tidak. Saya pikir bahwa untuk kebanyakan penduduk Australia, pengertian tentang Indonesia kurang baik. Misalnya ada banyak orang Australia yang mungkin pikir bahwa Indonesia merupakan salah satu masalah untuk Australia.

Dalam pendapat saya, mungkin ada lebih [banyak] kesempatan untuk kerja sama yang baik antara kedua negara.

MUBAROK: Selama di Jakarta para mahasiswa Australia itu didampingi oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Indonesia termasuk Aisyah Bidara, mahasiswi jurusan Geografi semester keenam.

AISYAH BIDARA: Yang pasti program ini sangat bagus untuk pertukaran budaya di mana kita saling mengetahui satu sama lain. Kemudian kita mengenal budaya juga mengenal budaya belajar, bagaimana cara mereka belajar.

Dan saya melihat satu hal bahwa mereka sangat komitmen terhadap waktu. Di mana ketika dibilang jam sebelas harus kumpul, ya jam sebelas mereka ada di tempat, seperti itu. Dan budaya ngaretnya Indonesia itu tidak ditemukan di mereka.

MUBAROK: Apa kesan anda tentang orang Australia?

AISYAH BIDARA: Pertamanya agak takut karena perbedaan budaya. Tapi setelah bersama-sama beberapa hari ini, mereka itu ternyata anak-anak yang sangat seru, interaktif dan di sini terasa bagaimana kita menghargai perbedaan itu.

MUBAROK: Pak Jeff, apa yang membedakan belajar dari buku teks dengan belajar di lapangan?

JEFF NEILSON: Kalau menurut pengalaman saya, saya lihat mahasiwa kalau cuma belajar dari buku, itu sepertinya cuma di luarnya saja yang mereka dapat, mungkin teorinya.

Tapi kalau langsung turun ke desa, kampung, mereka bisa langsung bicara sama orang, bisa dapat perspektif dari orang yang berbeda-beda. Dan itu biasanya pelajarannya lebih dalam.

MUBAROK: Terima kasih Jeff.

JEFF NEILSON: Terima kasih juga.

Maret 2012
RS120306