Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Perencanaan Karir untuk Remaja

Transkrip program Radio Kookaburra:
Perencanaan Karir untuk Remaja

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Indri Savitri Psi M.Psi, Psikolog Universitas Indonesia

Daftar cerita

MUBAROK: Bagaimana seharusnya orang tua memperkenalkan karir kepada anak-anaknya yang masih remaja? Menurut Indri Savitri, psikolog dari Universitas Indonesia, pemilihan karir memerlukan sebuah proses yang bukan sekedar minat tetapi juga potensi.

[Kookaburra tune]

Remaja zaman dulu berbeda dengan remaja sekarang di mana akses kepada informasi tersedia secara luas dan remaja sekarang umumnya menginginkan segala sesuatu terjadi secara cepat.

Dalam seminar yang diselenggarakan di Kedutaan Besar Australia, Counselling & Education Manager, Lembaga Psikologi Terapan, Universitas Indonesia, Indri Savitri, memimpin diskusi tentang bagaimana orang tua membantu remaja dalam merencanakan karir mereka.

INDRI SAVITRI: Mulainya dengan, kalau buat remaja itu, dia bagus di mana. Pertanyaannya itu adalah self-efficacy, jadi keyakinan dia terhadap dirinya terkait dengan penguasaan suatu hal. Itu self-efficacy.

Nah buat orang tua, tahap paling awal, kenali diri anak. Itu yang kadang-kadang suka dilupakan di Indonesia.

Jadi penting, orang tua pertama membangun awareness [kesadaran] setiap orang itu punya strength [kelebihan] akhirnya pengembangannya apa, [juga] punya weakness [kelemahan]. Nah untuk strength ini, kuatnya di mana dan seperti apa dia bisa menumbuhkannya.

Sebagai contoh, seorang anak yang senang menari dan dia lentur badannya. Nah, orang tua memfasilitasi dengan memberikan kesempatan dia untuk, entah les menari, atau dia ikut grup menari. Kemudian di situ ada proses peningkatan. Nah itu yang perlu dibantu.

MUBAROK: Kalau suatu hari terjadi konflik antara keinginan orang tua dengan keinginan anak yang berbeda. Yang mana yang harus diikuti?

INDRI SAVITRI: Jelas, ini hidupnya siapa. Jadi sebagai orang tua justru perannya adalah sebagai mentor, sebagai fasilitator dan sebagai orang yang lebih tahu peta-nya tetapi tidak memaksa anak. Karena tetap yang akan menjalani anak.

Saya suka bilang kepada orang tua, apa yang anda inginkan buat anak anda, menjadi anak yang biasa-biasa saja atau anak yang punya keunggulan. Pasti mereka akan bilang, saya ingin anak saya unggul.

Nah unggulnya ini adalah sesuai dengan kemampuan dia, motivasi dia, minat dia juga sesuai dengan value [nilai-nilai] dia.

MUBAROK: Ada juga anak yang bingung kalau ditanya “kamu mau jadi apa?” Dia tidak tahu jawabannya. Apa sebenarnya yang terjadi?

INDRI SAVITRI: Itu sangat banyak terjadi di Indonesia, kalau saya mengalami di anak-anak Indonesia, karena nggak dibantu dari kecil kenal diri. Anak tidak diberi kesempatan untuk berfikir.

Bicara karir ini bukan hanya proses masa remaja sebetulnya tetapi dari kecil, dalam arti pada saat anak-anak tumbuh masuk usia sekitar 5-6 tahun, setiap anak punya kekuatan. Nak kita bantu memfasilitasi untuk bisa mengembangkannya.

Pesan saya adalah tidak juga membatasi. Jadi beberapa orang tua itu dari kecil, misalnya, anak saya hanya les matematika dan bahasa Inggris karena itu yang paling menentukan keberhasilan.

Tapi dia juga mesti mempunyai satu hal yang dia sukanya apa dan itu dilihat biasanya kalau dia suka adalah dia bisa. Lalu diberi kesempatan dan diberi eksplorasi. Nah orang tua juga mesti membantu anak untuk memahami bahwa karirnya itu luas.

Kita nggak perlu jadi sok tahu. Jadi kalau kita nggak tahu, kita ajak anak kita ketemu ahlinya. Misalnya, saya pengen anak saya memahami dunia metatronics. Mekanik tapi digabungkan dengan elektronika, jadi untuk robotics. Itu ilmu baru.

Ok kalau gitu, saya pertemukan dengan teman saya yang kerja di sana, ngobrol, supaya dia tahu. Jadi wawasan karir itu, kalau buat anak, selain dia menganalisa diri sendiri, tetapi dia juga melihat dari lingkungannya seperti apa dan diputuskannya seperti apa.

MUBAROK: Terima kasih banyak Ibu Indri.

April 2012
RS120413