Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Kunjungan Muslim Australia ke Indonesia

Transkrip program Radio Kookaburra:
Kunjungan Muslim Australia ke Indonesia

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Assmaah Helal, Muslimah Sydney; Ayman Islam, Muslim Melbourne

Daftar cerita

MUBAROK: Salah seorang tokoh muda Muslim Australia ternyata adalah penggemar Soekarno. Ayman Islam mengenal tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia ini melalui pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar di Australia.

[Kookaburra tune]

Delegasi Muslim Australia tahun ini berkunjung ke Indonesia dari 21 Mei hingga 3 Juni. Selain kegiatan di Jakarta dan Banten, lima orang peserta Program Pertukaran Muslim dari Australia ini juga mengadakan kunjungan ke Bandung dan Yogyakarta.

Assmaah Helal adalah Muslimah dari Sydney yang bekerja sebagai koordinator program pengembangan sepak bola di kalangan pengungsi, Football United, prakarsa University of New South Wales tempat Assmaah menyelesaikan pendidikan sarjana olahraga dan latihan.

Assmaah mengatakan kunjungannya ke Indonesia merupakan yang pertama tapi tidak akan menjadi yang terakhir. Banyak hal yang menarik yang ia temukan di Indonesia.

ASSMAAH HELAL: You probably hear this all the time but the highlight is hearing ...

TERJEMAHAN: Anda mungkin biasa mendengar hal ini, tetapi salah satu hal yang menarik adalah mendengar adzan lima kali sehari. Kita tidak akan lupa agama kita di sini. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menunaikan shalat kita secara tepat waktu.

Di Australia, kami hidup bebas untuk menjalankan agama kami. Itu tidak ada masalah. Hanya saja di sana tidak terdengar adzan lima kali sehari. Kami menunaikan shalat, tetapi kita harus mengatur waktu kita secara lebih efektif, mengatur waktu shalat dengan pekerjaan atau dengan belajar.

Di Australia, kaum laki-laki diizinkan untuk mengambil kesempatan untuk shalat Jum’at di mesjid. Kami hidup di tengah masyarakat minoritas yang memungkinkan kami untuk memegang teguh agama kami secara lebih erat.

MUBAROK: Assmaah yang saat ini giat mendorong masyarakat Muslimah untuk giat berolahraga itu lahir di Australia dari keluarga Pakistan.

Peserta lainnya, Ayman Islam, adalah lulusan sarjana Psikologi dan Perdagangan dari University of Melbourne. Ia aktif mengelola program pinjaman keuangan mikro bagi masyarakat Muslim, QARD HASAN, dan program pengelolaan zakat Victorian Zakat.

Ayman yang lahir dan besar di Australia dari keluarga Bangladesh itu sangat menyukai kunjungannya ke Bandung, kota yang mengingatkannya pada kampung halamannya Darwin di Australia Utara.

AYMAN ISLAM: Bandung was very interesting experience, particularly we got ....

TERJEMAHAN: Bandung merupakan pengalaman yang sangat menarik, terutama kami mendapat kesempatan untuk jalan kaki mengelilingi kota itu sambil melihat-lihat arsitektur tua peninggalan Belanda. Ini sangat menarik bagi kami.

Dan Soekarno, Museum Konferensi Asia-Afrika. Itu sungguh menarik bagi saya karena ketika saya masih kecil di Darwin, dalam sistem pendidikan umum di sekolah dasar, bahasa Indonesia diajarkan dan kita belajar tentang Indonesia. Saya belajar tentang Soekarno ketika saya masih anak-anak dalam sistem sekolah.

Saya sangat senang mengunjungi museum itu dan membaca tentang Soekarno dan melihat-lihat tempat-tempat bersejarah. Jadi itu sangat menyenangkan.

MUBAROK: Ayman menyukai Soekarno sebagai seorang pejuang kemerdekaan, seorang pahlawan bagi rakyat Indonesia.

AYMAN ISLAM: I think when you are younger, you are generally attractid to these ....

TERJEMAHAN: Saya rasa ketika kita anak-anak, kita biasanya tertarik dengan tokoh-tokoh seperti ini. Mereka digambarkan sebagai manusia karismatik dan revolusioner, lain dari yang lain.

Maksud saya, dalam sejarah Australia kita tidak mempunyai sejarah tentang pejuang kemerdekaan seperti itu. Misalnya, kita tidak mempunyai tokoh Nelson Mandela atau Gandi. Tapi di Indonesia ada tokoh Soekarno dan itu adalah tetangga terdekat kami.

Tentu saja, setelah saya tumbuh dewasa, saya belajar sedikit lebih banyak tentang apa yang terjadi, misalnya partainya mengalami kemunduran. Tapi saya selalu teringat bagaimana perasaan saya ketika kecil tentang Soekarno.

MUBAROK: Menurut Ayman, Islam di Indonesia merupakan pemandangan yang indah.

AYMAN ISLAM: I mean, I love the fact that when you go for Jumah, it doesn’t change ....

TERJEMAHAN: Maksud saya, saya suka dengan kenyataan bahwa ketika kita pergi shalat Jumat, tidak ada perbedaan apakah kita berada di Australia, atau berada di Jakarta, Yogyakarta atau Bandung, kita melakukan hal yang sama. Shalat itu sama, kita semua berkumpul bersama.

MUBAROK: Ayman dan kawan-kawan juga merasa kagum ketika menyaksikan anak-anak kecil membaca Al-Qur’an dan shalat berjamaah di pesantren Daarul Kalam Banten.

Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia adalah salah satu program unggulan yang diselenggarakan Pemerintah Australia melalui Lembaga Australia-Indonesia. Dimulai sejak 2002, program ini kini genap sepuluh tahun.

Juni 2012
RS120621