Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Dapatkah gen kita dihidupkan dan dimatikan untuk melawan penyakit?

Transkrip program Radio Kookaburra:
Dapatkah gen kita dihidupkan dan dimatikan untuk melawan penyakit?

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor Merlin Crossley, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, University of New South Wales; Dr Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM, Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik, FKUI/RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Daftar cerita

MUBAROK: Dapatkah gen kita dihidupkan dan dimatikan untuk melawan penyakit? Bagaimana kita bisa mengobati hemofilia menggunakan testosteron? Apakah talasemia, penyakit darah yang lazim di Indonesia, dapat diobati menggunakan terapi gen? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dibahas dalam seminar di Jakarta bersama Profesor Merlin Crossley dari University of New South Wales, Australia.

[Kookaburra tune]

Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, University of New South Wales, Profesor Merlin Crossley, mengatakan kita semua mutan. Artinya, setiap organisme atau makhluk hidup selalu bermutasi bergantung pada kapan gen-gen yang berbeda itu aktif dan tidak aktif.

Profesor Crossley memimpin seminar di Jakarta tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit gen pada manusia.

PROFESOR CROSSLEY: Yes, in the future turning gen on and off should provide ....

TERJEMAHAN: Ya, di masa depan menghidupkan dan mematikan gen seharusnya dapat menyembuhkan penyakit-penyakit seperti talasemia dan mungkin dapat menyembuhkan penyakit-penyakit seperti kegemukan dan diabetes tipe II.

MUBAROK: Talasemia adalah penyakit kelainan darah turunan yang ditandai oleh adanya sel darah merah yang abnormal. Saya bertanya kepada Professor Crossley, apakah talasemia dapat disembuhkan melalui terapi gen?

PROFESOR CROSSLEY: It is not treatable via genetic therapy yet but it may be in ...

TERJEMAHAN: Saat ini talasemia belum dapat disembuhkan dengan terapi gen. Tetapi ada kemungkinan ini bisa dilakukan di masa depan, meskipun terapi gen itu akan selalu sangat mahal karena untuk setiap pasien akan diperlukan pekerjaan yang sangat banyak.

Kemungkinan besar, akan ada obat yang akan dikembangkan untuk mengaktifkan fetal globin gene (gen janin globin) untuk menyembuhkan talasemia. Itulah pendapat saya.

MUBAROK: Seminar yang diselenggarakan di Kedutaan Besar Australia itu dihadiri oleh para mahasiswa dan akademisi dari berbagai lembaga di Indonesia.

Dr Djumhana Atmakusuma, Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta juga hadir pada seminar itu.

Dr Djumhana adalah ahli dalam bidang ilmu pengetahuan darah dan kanker, termasuk yang berkaitan dengan talasemia.

DR DJUMHANA: Nah untuk pasien talasemia itu, ada dua talasemia alfa ada talasemia beta. Di Indonesia paling banyak adalah talasemia beta, bukan hanya beta saja tapi [juga] kombinasi dengan hemoglobin varian atau struktural talasemia HbE (Hemoglobin E).

Talasemia alfa atau talasemia beta itu merupakan penyakit turunan di mana kelainannya adalah kelainan gen yang bermutasi. Akibat mutasi gen tersebut, maka rantai globin beta itu akan berkurang jumlahnya atau tidak ada sama sekali.

MUBAROK: Penyakit lainnya yang berhubungan dengan gen adalah hemofilia, gangguan pada sistem pembekuan darah. Saya bertanya juga kepada Profesor Crossley apakah hemofilia dapat disembuhkan dengan testosteron atau hormon yang diproduksi oleh tubuh?

PROFESOR CROSSLEY: In some cases of hemophilia, testosteron increases the level ....

TERJEMAHAN: Pada beberapa kasus hemofilia, testosteron menaikkan tingkat pembekuan dan dapat digunakan sebagai alat penyembuhan, tetapi bukan cara penyembuhan yang direkomendasikan karena testosteron mengandung banyak efek samping.

Penyembuhan yang lebih baik adalah dengan menggunakan produk gen yang dibuat di laboratorium dengan teknologi DNA kombinan yang dimurnikan yang disebut pure recombinant clotting factors yang dapat disuntikkan pada pasien untuk menyembuhkan hemofilia.

MUBAROK: Prefesor Crossley lebih lanjut menjelaskan tentang recombinant DNA technology (teknologi DNA rekombinan).

PROFESOR CROSSLEY: I do molecular biology and that is always called recombinant ...

TERJEMAHAN: Saya membidangi biologi molekuler dan teknologi itu selalu dinamakan recombinant DNA technology. Recombinant hanyalah sebuah kata yang artinya memotong dan menempelkan DNA, memindah-mindahkan DNA di antara organisme.

Dan kami selalu melakukannya. Kami memurnikan DNA dan memindahkannya ke dalam sel yang berbeda dan kami berhasil mengubah DNA pada tikus. Ini yang disebut recombinant karena kita mengkombinasikan kembali berbagai serpihan DNA yang berbeda.

MUBAROK: Menurut Profesor Crossley, recombinant DNA technology telah dimulai sejak dasawarsa 1970. Orang pada mulanya khawatir akan implikasinya terhadap etika tetapi sekarang kita tahu bahwa bila kita melakukannya secara hati-hati, teknologi ini aman.

Juni 2012
RS120624