Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Apakah pisang terancam punah?

Transkrip program Radio Kookaburra:
Apakah pisang terancam punah?

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor James Dale, Direktur Pusat Tanaman Tropis dan Biokomoditas, Queensland University of Technology; Dr Jatna Supriatna, Peneliti Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Daftar cerita

MUBAROK: Produksi pisang di dunia terancam menurun akibat sejumlah penyakit yang mematikan. Menurut Profesor James Dale dari Queensland University of Technology, ada dua penyakit utama yang mudah menyerang pisang di Indonesia.

[Kookaburra tune]

Direktur Pusat Tanaman Tropis dan Biokomoditas, Queensland University of Technology, Australia, Profesor James Dale, telah terlibat dalam penelitian bioteknologi selama lebih dari 25 tahun.

Penelitian Profesor Dale difokuskan pada pertanian molekuler untuk mengembangkan protein bernilai tinggi pada tembakau dan bioetanol dari tebu, pengembangan rekayasa genetika resistensi terhadap penyakit pada pisang, pepaya dan tebu serta biofortifikasi pisang.

Dalam seminar di Jakarta berjudul Banana for the 21st Centuries: Pushing Back the Threat of Extinction (Pisang untuk abad ke-21: Mendesak Mundur Ancaman Kepunahan), Profesor Dale menyampaikan pentingnya kerja sama internasional untuk mengatasi penyakit pisang.

PROFESOR JAMES DALE: I was talking to a person just leaving and she comes from ....

TERJEMAHAN: Saya baru saja berbicara dengan seorang perempuan. Ia berasal dari Aceh. Dan ia mengatakan bahwa di kampungnya ada pisang yang sangat penting tetapi selama lima tahun terakhir ini mereka tidak dapat menanam pisang itu.

Jadi hal seperti itu kini sedang terjadi di seluruh dunia bahwa di beberapa tempat, pisang mulai menghilang karena penyakit. Pisang akan selalu ada, tetapi bila kita tidak berbuat sesuatu, produksi pisang akan menurun.

MUBAROK: Pisang termasuk dalam sepuluh besar tanaman pangan dunia. Menurut Profesor Dale, di daerah tropis basah dan sub-tropis, pisang merupakan makanan pokok utama, komponen kunci dari diet dan bagian dari budaya lokal.

Pisang merupakan tanaman asli bagi Indonesia dan bagian wilayah lain di Asia Tenggara, Papua Nugini dan Australia bagian utara.

Profesor Dale menyebutkan lima penyakit yang mengancam produksi pisang di seluruh dunia dan dua di antaranya berkembang di Indonesia.

PROFESOR JAMES DALE: Well in Indonesia, there are two major ones: Fusarium ....

TERJEMAHAN: Di Indonesia, ada dua penyakit utama: Fusarium wilt (Tropical Race 4) dan Blood disease. Itu adalah dua penyakit yang memiliki dampak terbesar.

Blood disease (penyakit darah) diperkirakan menyebar di Indonesia sekitar seratus kilometer per tahun, jadi dia bergerak sangat cepat.

Fusarium wilt tidak begitu cepat. Hal itu bergantung pada orang yang memindahkan pohon pisang yang terkena penyakit itu dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dan itu bergantung sejauh mana pisang berpindah.

MUBAROK: Profesor Dale saat ini tengah mengadakan upaya modifikasi gen pada pisang di Queensland University of Technology agar pisang itu tahan terhadap penyakit.

Di Indonesia upaya modifikasi gen belum pernah dilakukan meskipun penilitian tentang penyakit pisang sudah dilakukan. Menurut Dr Jatna Supriatna dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia upaya tersebut merupakan kabar baik bagi Indonesia.

DR SUPRIATNA: Karena genetic modification itu sebenarnya tidak mudah juga. Jadi perlu banyak sekali trial and error. Dan kita untung kalau sudah dilakukan di tempat lain.

MUBAROK: Apakah orang Indonesia perlu khawatir pisang ini akan punah?

DR SUPRIATNA: Oh ya. Justru beberapa tahun yang lalu ada profesor dari Amerika yang nakut-nakutin kita bahwa sebentar lagi Indonesia kehabisan pisang. Wah kita bilang kenapa? Karena memang tadi fusarium dan sebagainya itu menyebar cepat sekali.

Tetapi untungnya di kita tidak plantation [berupa perkebunan]. Jadi tidak terbukti. Dan yang kedua, menanamnya itu bukan satu spesies. Varietasnya banyak. Ada yang kuat, ada yang tidak. Setiap pohon dan setiap varietas itu ketahanannya berbeda-beda.

MUBAROK: Seminar bersama Profesor James Dale diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Juli 2012
RS120725