Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Pemuda Australia Menulis Buku Kisah Petualangan Anak Indonesia

Transkrip program Radio Kookaburra:
Pemuda Australia Menulis Buku Kisah Petualangan Anak Indonesia

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Nicholas Mark, Penulis Buku Petualangan Anak Indonesia

Daftar cerita

MUBAROK: Murid-murid Sekolah Dasar Santa Ursula di Jakarta antusias menyimak dongeng petualangan anak Indonesia dari seorang penulis Australia. Nicholas Mark mengajak anak-anak untuk menjelajahi kekayaan dan keindahan alam Indonesia melalui kisah-kisah misteri.

[Kookaburra tune]

Suasana di Sekolah Dasar Santa Ursula lain dari biasanya. Pagi itu seorang penulis cerita dari Australia, Nickolas Mark, mendatangi mereka untuk membawakan dongeng misteri tentang petualangan anak Indonesia.

Nicholas saat ini berusia 24 tahun dan masih melanjutkan studi untuk menyelesaikan ilmu hukum di Universitas Sydney, Australia.

NICHOLAS MARK: Bercerita buku saya sama anak-anak di sekolah dasar itu tadi pagi sangat menyenangkan. Saya tidak menyangka bahwa tamu-tamu [anak-anak] akan menyukai dongeng-dongeng yang saya tulis. Dan mereka sering tertawa, senyum waktu lihat gambar-gambar. Saya terkesan oleh pelajar SD itu.

Buku saya berjudul Petualangan Anak Indonesia. Dan saya pada awalnya dapat ide untuk menulis cerita dongeng oleh karena itu menjadi satu tugas dalam kelas studi Indonesia saya waktu saya ikut kelas bahasa Indonesia di Universitas Sydney pada 2007. Jadi cukup lama.

Dan setelah pengalaman itu untuk menulis dongeng dalam bahasa Indonesia, dosenku menyarankan untuk coba cari penerbit kalau saya datang ke Indonesia. Dan pada akhir 2008 saya ikut satu sekolah bahasa namanya Realia di Yogyakarta dan untung sekali bisa ketemu sama seorang redaksi dari penerbit Galangpress di Yogyakarta.

Dan mereka rela untuk menerbitkan buku saya. Jadi sudah cukup lama untuk cari ilustrator yang cocok dan akhirnya waktu saya ikut program ACICIS, yaitu program pertukaran di UGM di Yogyakarta pada awal 2010 saya ketemu lagi sama Pak Bambang, salah satu teman saya di Yogyakarta dan kami setuju untuk melanjutkan proyek ini dan bikin buku.

MUBAROK: Ada tiga cerita petualangan yang ditampilkan dalam buku itu tentang anak-anak Indonesia. Bisa diceritakan, apa saja kisah-kisah itu?

NICHOLAS MARK: Jadi ketiga kisah itu setting-nya di Bali, Sumatera dan Yogyakarta. Jadi semuanya menunjukkan betapa unik dan kaya kebudayaan Indonesia.

Jadi saya memilih untuk mencampurkan unsur dari mitologi barat dan mitologi Indonesia juga dan bikin dongeng baru. Misalnya, ada garuda, merapi, nenek sihir, senjata keris, seperti itu, dari mitologi Indonesia. Dan juga ada dunia peri, ada lapisan pelindung, unsur-unsur seperti itu dari mitologi barat.

Tujuan saya untuk bikin satu cerita atau kumpulan cerita yang menarik untuk orang Indonesia tapi juga yang menarik untuk orang asing untuk belajar tentang Indonesia, belajar tentang kebudayaan Indonesia.

Dan pokoknya belajar tentang Indonesia itu kelihatan seperti apa. Misalnya pemandangan di hutan monyet, di Sumatera, di Yogyakarta. Kalau buku ini nanti akan dilihat oleh orang asing di negara barat, mungkin akan lebih menarik lagi karena mereka bisa dapat pandangan lain tentang pemandangan Indonesia.

MUBAROK: Kapan buku ini diterbitkan?

NICHOLAS MARK: Buku ini baru diterbitkan bulan Juli tahun 2012 dan akan masuk toko buku Gramedia pada awal bulan Agustus. Jadi di seluruh Indonesia bisa beli buku ini.

Dan setiap halaman bergambar. Jadi ilustrator saya namanya Pak Bambang Sakuntala dari Yogyakarta, dia bikin semua ilustrasi dengan sangat terperinci, warna-warni semua, dan semua gambarnya Indonesia banget. Jadi Pak Bambang, dia benar-benar tahu wajah Indonesia. Jadi semua gambar otentik sekali.

MUBAROK: Apakah ada nama-nama tokoh-tokoh dengan menggunakan nama-nama Indonesia atau menggunakan nama-nama barat?

NICHOLAS MARK: Jadi kebanyakan tokoh utama memang pakai nama Indonesia saja. Misalnya ada Wayan di Bali, ada Mutia di Sumatera.

Dan di cerita itu, tentang Yogyakarta, cerita itu sebenarnya berdasarkan pada pengalaman saya di Yogyakarta dan perasaan gotong-royong yang masih hidup di Yogyakarta. Jadi ada persahabatan yang dekat sekali yang akrab.

Jadi setiap tokoh utama di dalam buku itu sebenarnya adalah nama teman-teman akrab saya yang tinggal di Yogya. Misalnya, ada tiga peri, Mita, Sita dan Dimas, dan mereka semua adalah tokoh nyata yang membantu saya waktu saya tinggal di Yogya.

Dan kedua tokoh utama Nanda dan Deni, mereka sebenarnya adalah guru bahasa saya waktu saya belajar di sekolah Realia di Yogya. Dan cerita itu tentang waktu Merapi mau meletus, satu kakak dan adik, yaitu Nanda dan Deni, harus berpetualang di seluruh kota Yogyakarta untuk menyelamatkan rakyat Yogya dari letusan gunung Merapi.

MUBAROK: Apakah anda juga menceritakan tentang juru kunci Merapi yang terkenal itu?

NICHOLAS MARK: Tidak begitu, tapi saya masih. Memang di dalam cerita Yogyakarta itu bapaknya anak-anak tokoh utama adalah seorang peramal, jadi masih ada tokoh utama yang tahu tentang dunia gunung Merapi dan rahasia Yogyakarta.

MUBAROK: Selain membacakan kisah-kisah misteri Petualangan Anak Indonesia, Nicholas juga tampil memainkan alat tiup tradisional Aborijin, didgeridoo, yang disambut anak-anak dengan riang gembira.

Agustus 2012
RS120834