Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Radio Script - Mengelola Luka Diabetes Dengan Teknologi Mutakhir

Transkrip program Radio Kookaburra:
Mengelola Luka Diabetes Dengan Teknologi Mutakhir

Pengantar: Mubarok, Kedutaan Besar Australia
Pembicara: Profesor Zee Upton, Fakultas Kesehatan, Universitas Teknologi Queensland; Dewi Gayatri, Dosen, Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia

Daftar cerita

MUBAROK: Merawat dan mengelola luka dengan menggunakan ilmu pengetahuan mutakhir dapat membantu meningkatkan mutu hidup puluhan ribu pasien diabetes Indonesia, menurut para pakar medis Australia dalam sebuah seminar di Jakarta.

[Kookaburra tune]

Pakar biokimia dan biomedis Australia Profesor Helen Edwards dan Profesor Zee Upton mengatakan Indonesia memiliki populasi penderita diabetes terbesar keempat di dunia dan radang kaki diabetes (diabetic foot ulcer) menjangkiti hampir 25% pasien diabetes yang menyebabkan 85% dari seluruh amputasi diabetes.

Profesor Edwards and Profesor Upton berbicara dalam sebuah seminar di Jakarta tentang Inovasi Pengelolaan Luka: Mengembangkan teknologi baru, alat, terapi dan aplikasi klinis.

Menurut Profesor Upton, teknologi yang mereka kembangkan mencoba menggantikan penyangga cell (scaffold) yang biasanya menurun pada luka.

PROFESOR ZEE UPTON: So in a wound the dermis underneath degrades and so cells ....

TERJEMAHAN: Jadi pada luka, fungsi jaringan bawah kulit mengalami penurunan sehingga sel tidak bisa bergerak.

Jadi kami mengembangkan teknologi yang pada dasarnya menyediakan penyangga sel untuk berkembang. Sel-sel menempel pada penyangga tersebut dan karena sel-sel itu dapat menempel maka sel-sel itu dapat merambat di atasnya. Ketika sel-sel itu merambat pada luka maka celah-celah pada luka dapat ditutupi oleh sel-sel lainnya.

Jadi apa yang terjadi pada luka kronis adalah sel-sel itu tidak tahu kemana harus bergerak. Jadi teknologi kami menyediakan penyangga sehingga sel-sel itu merambat di atasnya dan kemudian menutupi luka itu.

MUBAROK: Penelitian dalam penyembuhan luka dan jaringan sel secara relatif masih kurang berkembang dan belum menerapkan pendekatan-pendekatan bioteknologi modern dan biomaterial yang inovatif, atau praktik klinis berdasarkan-bukti.

Profesor Upton bersama timnya perlu waktu 10 tahun untuk sampai pada teknologi modern itu. Meskipun penelitian masih terus berlanjut, mereka telah berhasil melahirkan produk yang disebut VitroGro ECM.

PROFESOR ZEE UPTON: It’s a liquid. So it’s a liquid with a protine in it that would ....

TERJEMAHAN: Itu berupa cairan. Jadi cairan yang mengandung protein yang direkayasa untuk menyediakan tempat menempelnya sel. Artinya, cairan itu akan menempel di bagian bawah kulit (dermis) anda. Cairan itu dioleskan pada luka.

MUBAROK: Seminar tentang inovasi pengelolaan luka itu dihadiri oleh sejumlah akademisi, dokter medis, kalangan profesional dan mahasiswa.

Dewi Gayatri adalah Dosen di Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia Jakarta. Saya bertanya via telepon kepada Ibu Dewi tentang perawatan luka diabetes di Indonesia.

DEWI GAYATRI: Sekarang itu perkembangan perawatan luka itu sangat pesat, banyak perbedaan dengan tahun-tahun 90an atau sebelum tahun 2000. Itu balutan umum yang digunakan adalah kasa, kemudian prinsipnya kering.

Nah sekarang mengalami perubahan menjadi perawatan luka lembab menggunakan balutan-balutan modern, jadi cepat sembuh dan nyaman untuk pasien.

Nah sekarang ini banyak kasus yang terselamatkan. DM (diabetes mellitus) itu sering mengalami luka gangrene. Jadi dalam hitungan jam saja sudah bisa parah kalau gula darahnya tinggi sekali.

Nah dengan perawatan luka yang baik, kita bisa menyelamatkan pasien itu dari amputasi.

MUBAROK: Apa kesan Ibu Dewi tentang seminar pengelolaan luka yang Ibu hadiri kemarin di Kedutaan Besar Australia?

DEWI GAYATRI: Yang pertama, sangat menarik. Jadi dia mempresentasikan tentang perawatan jenis balutan yang baru. Jadi dia meningkatkan TNF-α (tumor necrosis factor-alpha) untuk membantu mempercepat penyembuhan.

Yang kedua, dia yang dari school of nursing (fakultas keperawatan). Dia menyatakan ada sekumpulan penelitian yang berkaitan dengan luka. Dan itu sangat baik.

Cuma kelemahannya nih Mas, materinya kita kok nggak bisa peroleh, ya? Biasanya kita dapat fotokopian power point.

MUBAROK: Kalau Ibu kasih tahu alamat email Ibu ke saya, saya akan kirim materinya.

DEWI GAYATRI: Oh, terima kasih.

Maret 2013
RS130306