Kedutaan Besar Australia
Indonesia

ruangrupa Jakarta di jalan Darwin


SIARAN MEDIA

8 Agustus 2014

ruangrupa Jakarta di jalan Darwin

Organisasi seni rupa Jakarta ruangrupa sedang berkolaborasi dengan para seniman di Australia sebagai bagian dari Festival Darwin bulan ini.

Saleh Husein, Syaiful Ardianto dan MG Pringgotono dari ruangrupa serta Sarah Pirrie dan Simon Cooper dari Darwin telah menggarap proyek kerja sama yang diberi nama Temporary Territory.

Para seniman tersebut telah saling berkunjung ke kota mereka masing-masing sebagai bagian dari proyek tersebut dan kini telah mengubah halte-halte bus di Darwin menjadi instalasi seni publik. Kedutaan Besar Australia di Jakarta mendukung proyek ini melalui Program Seni dan Budaya 2014.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, berujar instalasi halte bus sementara ini merupakan buah kerja persiapan berbulan-bulan yang melibatkan para seniman tersebut.

“Program Seni dan Budaya tersebut telah dirancang untuk memupuk kemitraan kolaboratif yang melibatkan para seniman dari kedua negara sehingga mereka bisa berhasil dan hal ini terus berlangsung hingga masa depan,” tutur Duta Besar Moriarty. “Setelah berbulan-bulan berkarya, Temporary Territory telah menghasilkan hubungan profesional yang berarti dan pemahaman budaya di antara mereka yang terlibat.”

Direktur festival Edwina Lunn berujar Temporary Territory diilhami oleh pengalaman hidup perkotaan yang sama-sama dialami oleh warga Indonesia dan Australia.

“Halte-halte bus di Darwin telah diubah menjadi instalasi seni publik dengan tema sesuai dengan lokasinya. Para pelaju dan pengendara kendaraan akan menemukan karya-karya ini saat mereka melakukan kegiatan mereka sehari-hari: Saya harap karya tersebut menjadi wajah segar dari rutinitas mereka sehari-hari,” tutur Lunn.

“Saya pertama kali diperkenalkan dengan para seniman di belakang ruangrupa pada 2012, saat saya diundang ke Indonesia dalam suatu kunjungan yang didukung oleh Dewan Kebudayaan Internasional Australia dan Lembaga Australia-Indonesia. Sejak saat itu, saya terus menjalin hubungan dan telah bekerja sama secara erat dengan mereka dan para seniman di Darwin untuk mengembangkan proyek bersama sebagai bagian dari program Festival Darwin,” ujarnya.

Festival Darwin berlangsung selama dua-setengah minggu dari 7 hingga 24 Agustus. Acara ini mencerminkan Penduduk Asli yang unik dan penduduk multikultural Darwin serta kedekatannya dengan Asia, sambil memamerkan beberapa seni pertunjukan terbaik Australia.

Program Seni dan Budaya 2014 Kedutaan Besar Australia berlangsund dari Maret hingga November dan mencakup konser, pameran seni visual, tari, kesusasteraan, adi busana, olahraga serta seri seminar ilmu pengetahuan dan inovasi. Program ini juga mencakup pemondokan dan pertukaran seni melibatkan para seniman dari kedua negara.

Program Seni dan Budaya 2014 didukung oleh Pemerintah Australia melalui Dewan Kebudayaan Internasional Australia, suatu prakarsa Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Program Seni dan Budaya 2014 didukung dengan murah hati oleh Bank ANZ, Lembaga Australia-Indonesia, Universitas Teknologi Queensland, Universitas Curtin, Universitas Deakin, Ernst and Young, Universitas Flinders, Universitas Macquarie, Universitas New South Wales, Universitas Queensland dan Universitas Tasmania.

 

 

 Pertanyaan Media:
Vicki Miller, Sekretaris Pertama (Kebudayaan) tel. (021) 2550 5260 hp. 0811 959 0304