Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Pameran seni Penduduk Asli Australia di Jakarta

Siaran Media

4 Juli 2014

Pameran seni Penduduk Asli Australia di Jakarta

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty di pameran seni Penduduk Asli Australia, Message Stick: Indigenous Identity in Urban Australia di Jakarta (kredit: Kedubes Australia Jakarta).

Pameran seni visual Penduduk Asli Australia dibuka tadi malam di D’Gallerie di Jakarta Selatan.

Message Stick: Indigenous Identity in Urban Australia berkisah tentang beberapa perspektif yang rumit tentang identitas Penduduk Asli Australia kontemporer.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, berharap pameran ini akan membantu memperdalam pemahaman di Indonesia tentang Australia modern.

“Merupakan kehormatan besar untuk memperkenalkan kepada warga Indonesia karya yang diciptakan selama 25 tahun terakhir oleh beberapa seniman Penduduk Asli terdepan Australia,” tutur Dubes. “Karya seni tersebut menjelajahi sejumlah isu di masyarakat Australia, termasuk stereotipe dan indentitas budaya.”

“Hubungan pribadi dan budaya sungguh merupakan dasar hubungan Australia-Indonesia dan Message Stick menghadirkan medium yang kuat melalui mana penduduk Indonesia dapat memperdalam pemahaman mereka tentang Penduduk Asli Australia kontemporer,” ujarnya.

Penyanyi dan penulis lagu Australia Phillip Walley-Stack tampil di pameran seni Penduduk Asli Australia, Message Stick: Indigenous Identity in Urban Australia di Jakarta (kredit: Kedubes Australia Jakarta)

Message Stick menghadirkan sejumlah pilihan karya yang signfikan dari Artbank yang dibuat oleh 11 seniman Penduduk Asli yang tinggal di daerah perkotaan di seluruh Australia. Para seniman tersebut termasuk Reko Rennie, yang tahun ini akan menjalani program mondok seni Asialink dengan Cemeti Art House di Yogyakarta.

Pameran ini berlangsung bersamaan dengan Pekan NAIDOC, yang diselenggarakan pada 6-13 Juli di Australia. Pekan NAIDOC merayakan sejarah, budaya dan prestasi penduduk Aborijin dan Selat Torres.

Message Stick juga merupakan salah satu kegiatan Pemerintah Australia untuk menandai ulang tahun ke-40 Australia sebagai mitra dialog dengan ASEAN. Simon Merrifield adalah Duta Besar Australia untuk ASEAN yang pertama dan berkedudukan di Jakarta.

“Australia mempunyai hubungan yang dalam dengan ASEAN, mencakup tiga pilar ASEAN yakni politik-keamanan, ekonomi dan sosial-budaya,” tutur Merrifield.

“Merupakan kegembiraan besar untuk memasukkan pameran Message Stick sebagai bagian dari program acara yang akan diselenggarakan di Australia dan Asia Tenggara untuk menandai ulang tahun yang penting ini. Sekretariat ASEAN berkedudukan di Jakarta, sehingga saya sangat senang bahwa kami dapat membawa pameran ini di sini,” tuturnya.

Pengunjung di pameran seni Penduduk Asli Australia, Message Stick: Indigenous Identity in Urban Australia di Jakarta (kredit: Kedubes Australia Jakarta).

Dubes Moriarty berujar Indonesia merupakan titik akhir dari pameran internasional Message Stick, yang dimulai dari Turki pada September 2012 dan telah mencakup pameran di Afrika Selatan, India, Thailand dan Filipina.”

“Banyak orang sudah mengenal dengan baik gerakan kesenian kontemporer Penduduk Asli Padang Pasir Barat dan Tengah. Karya-karya seni bagian dari pameran Message Stick agak berbeda: karya-karya tersebut bercerita tentang kisah-kisah pribadi kehidupan di perkotaan Australia selama tiga dasawarsa terakhir,” tuturnya.

Pameran akan diselenggarakan di D’Gallerie, Kebayoran Baru, hingga 9 Juli 2014. Pameran kemudian akan kembali ke Australia. Karya-karya seni tersebut telah dilihat oleh para pengunjung di Denpasar dan Bandung.

Pameran ini merupakan bagian dari Program Seni dan Budaya 2014 Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Program ini mencakup konser, pameran seni visual, tari, kesusasteraan, adi busana dan seri seminar penelitian.

Program Seni dan Budaya 2014 didukung oleh Pemerintah Australia melalui Dewan Kebudayaan Internasional Australia, suatu prakarsa Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Program Seni dan Budaya 2014 didukung dengan murah hati oleh Bank ANZ, Lembaga Australia-Indonesia, Universitas Teknologi Queensland, Universitas Curtin, Universitas Deakin, Ernst and Young, Universitas Flinders, Universitas Macquarie, Universitas New South Wales, Universitas Queensland dan Universitas Tasmania.

Karya-karya seni tersebut dapat dilihat dalam jaringan di:
http://gallery.dfat.gov.au/Indigenous/MessageStick/21102881_XRRSQb#!i=1678501445&k=RKL7Gh3.

Pertanyaan Media:
Vicki Miller, Sekretaris Pertama (Kebudayaan) tel. (021) 2550 5260, hp. 0811 959 0304